Jumat, 20 Agustus 2010

Piknik ke Samarinda Seberang

Samarinda Seberang merupakan titik awal berdirinya Kota Samarinda. Sejarah terbentuknya Samarinda Seberang sendiri dimulai sekitar Tahun 1667. Saat itu sebagian orang-orang Bugis Wajo dari Kerajaan Gowa (Sulawesi Selatan) meminta suaka kepada Sultan Kutai. Mereka kemudian diberikan kesempatan oleh Sultan Kutai untuk membuka perkampungan di suatu Tanah Rendah.

Rombongan orang-orang Bugis Wajo ini dipimpin oleh Poea Adi. Sebagai imbalannya, perkampungan yang terbentuk juga dimaksudkan sebagi pertahanan dari serangan musuh. Sultan Kutai yang bijak memberi nama perkampungan ini “Sama Rendah”, yang dimaksudkan bahwa setiap penduduk baik asli maupun pendatang berderajat sama. Tak ada perbedaan antara suku Bugis, Kutai, Banjar dan suku lainnya. Diperkirakan pelafalan Sama Rendah ini lama-kelamaan berubah menjadi Samarinda.

Banyaknya orang Bugis yang masuk ke daerah Kerajaan Kutai ini diperkirakan juga merupakan proses syiar Islam yang dibawa oleh para pedagang muslim dari Sulawesi Selatan.



Masjid Shirathal Mustaqiem

Pada tahun 1881 didirikanlah Masjid Shirathal Mustaqiem oleh Sayyid Abdurrahman Bin Muhammad Assegaf atau dikenal juga dengan nama Pangeran Bendahara. Kini masjid yang berada di Samarinda Seberang ini menjadi salah satu icon Kota Samarinda karena merupakan masjid tertua sekaligus berlatar belakang sejarah berdirinya Kota Samarinda. Masjid yang terbuat dari kayu ulin ini tak banyak berubah sejak awal didirikannya. Empat buah tiang penyangganya terbuat dari kayu ulin utuh dan mimbarnyapun terbuat dari kayu ulin dengan ukiran yang indah.

(intermezzo: rumah orang tua saya berjarak 4 rumah dari masjid ini J )



Bagian dalam Masjid Shirathal Mustaqiem

Bagi pelancong yang mengunjungi Kota Samarinda, alangkah baiknya bila tidak melewatkan Kecamatan Samarinda Seberang. Dari pusat kota, Samarinda Seberang bisa dicapai dengan menyeberangi Sungai Mahakam melalui Jembatan Mahakam, kemudian belok kiri menyusuri Jl. Bung Tomo hingga Jl. Pangeran Bendahara, yang termasuk kedalam Kelurahan Baqa dan Kelurahan Masjid.

Apa saja yang dapat ditemui di Samarinda Seberang ini? Di Jl. Pangeran Bendahara kita bisa melihat Masjid Shirathal Mustaqiem . Selain itu terdapat pula sebuah rumah tua adat Bugis yang sekarang pengelolaannya telah diambil alih oleh Pemkot Samarinda.



Home Industry Sarung Samarinda

Karena sebagian besar penduduk Samarinda Seberang adalah bersuku Bugis, maka kebudayaan Bugis sangat terasa kental di daerah ini. Salah satu pengaruh Bugis yang telah dikenal luas adalah “Kerajinan Tenun Sarung Samarinda”. Pengrajin tenun sarung Samarinda yang bersuku Bugis, tersebar pada Kelurahan Baqa dan Masjid. Sarung Samarinda terbuat dari benang sutra yang berasal dari China yang kemudian diolah agar menjadi kuat. Benang tersebut kemudian ditenun dengan menggunakan alat tradidional yang disebut “gedokan” atau menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Satu buah sarung membutuhkan pengerjaan hingga selama sekitar 3 minggu.

(intermezzo: Hmmm… jadi ingat dulu beberapa tetangga saya yang menenun sendiri sarungnya, serasa lamaaa banget nggak kelar2. Habisnya, sehelai demi sehelai benang gitu sih ngerjainnya J )


Sarung Samarinda yang indah

***

Di sepanjang Jl. Pangeran Bendahara terdapat beberapa outlet yang menjual


Sarung Samarinda-enak dipandang nyaman dipakai

kerajinan Sarung Samarinda ini. Coraknya yang khas dan atraktif membuat sebagian orang memilih sarung ini sebagai cendera mata. Belakangan ini sarung Samarinda dibuat dari 3 macam benang, yaitu benang dari ulat sutra, benang dari sutra kembang dan yang terakhir adalah benang katun. Kisaran harga untuk sarung berbahan sutra adalah lebih dari Rp 200.000. Sedangkan bagi yang tidak menyukai sutra, dapat memilih sarung berbahan campuran katun, namun tetap dengan corak yang sama dan tentu saja harga yang lebih murah, yaitu sekitar Rp. 50.000, mungkin yang ini boleh dibilang tiruannya karena bagaimanapun yang namanya sarung Samarinda adalah yang berbahan dasar benang sutra dan dikerjakan oleh pengrajin sarung di daerah Samarinda Seberang.

Nah sahabat, jika anda sedang bepergian ke Samarinda atau Balikpapan jangan lupa membeli sarung Samarinda untuk oleh-oleh orangtua,kerabat,sahabat atau kekasih anda. Sarung Samarinda dengan bahan dan design yang berkualitas dan apik memang enak dipandang dan nyaman dipakai.

” Saya memakai sarung Samarinda sejak tahun 1976 ketika saya dinas di Balikapapan. Bahkan setiap menjelang Lebaran saya selalu memesan sarung Samarinda untuk hadiah Lebaran bagi sanak-famili. Mereka sangat mengagumi sarung yang indah,ringan dan jatuhnya juga rapi dibadan”, kata pakde sambil bergaya di depan kamera pada sesi pemotretan untuk artikel ini.

***

Sumber :
otakkhanan.blog.friendster.com
id.wikipedia.org

Sumber :
Mariatul Kibtiah
http://www.eyankcholik.info/2010/05/13/piknik-ke-samarinda-seberang/
13 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar